Sabtu, 11 Juni 2016

Yakin Lulus TPB ITB



TPB merupakan singkatan dari Tahap Persiapan Bersama. Ini merupakan julukan bagi mahasiswa tahun pertama di Institut Teknologi Bandung (ITB). Tidak hanya di ITB, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya juga menyelenggarakan tahap ini, salah satunya adalah Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahap ini, seluruh mahasiswa baru yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia mengikuti penyetaraan ilmu dasar seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi yang sudah didapat di tingkat Sekolah Menengah Atas/Umum/Kejuruan (SMA/U/K). Dapat dikatakan, dilakukan penyamaan frame terkait ilmu dasar tersebut agar dalam proses belajar selanjutnya dapat menyerap ilmu dengan lebih baik lagi.

Pembentukan TPB dilakukan sekitar tahun 1970-an, artinya dari tahun 1959 hingga TPB hadir, mahasiswa baru di ITB langsung ditempatkan di jurusan yang diminati. Seluruh mahasiswa TPB akan mempelajari mata kuliah yang sama kecuali untuk beberapa mata kuliah fakultas masing-masing. Matematika, Fisika, dan Kimia pasti dirasakan oleh seluruh fakultas teknik dan ilmu alam sedangkan biologi hanya dirasakan oleh farmasi dan hayati. Beberapa mata kuliah yang mungkin sebagian sudah mengetahui dan sebagian lagi belum juga ada, seperti Pengenalan  Teknologi Informasi (PTI). Mata kuliah ini menuntut mahasiswa untuk mampu menguasai bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang diajarkan pun tergantung fakultas, pada umumnya bahasa pemrograman yang diajarkan oleh beberapa fakultas adalah C++.

Bagi kebanyakan orang, TPB merupakan ladang untuk menimbun Indeks Prestasi (IP). Hal ini disebabkan oleh mata kuliah yang dipelajari sudah pernah didapatkan di SMA/U/K. Sehingga hanya butuh sedikit effort untuk bisa mendalami mata kuliah di tingkat ini. Namun, tetap saja ada yang merasakan kesulitan untuk bisa lulus dari tahap ini. Berikut tips dan trik yang bisa saya berikan untuk menghadapi TPB:
1.      Bawa Semua Catatan SMA/U/K-mu
Yakin kamu masih mengingat semua materi Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi? Jangan pikir dosen ITB sama semua ya. Seperti SMA, dosen di ITB juga memiliki karakteristik yang mirip dengan dosen SMA/U/K-mu. Ada yang mengajarnya asik banget, males-malesan, tunjuk-tunjuk slide, bahkan ada yang kerjaannya cuma kuis saja. Persiapan yang baik (in shaa Allah) akan memberikan hasil yang baik pula. Setidaknya, ketika kamu mendapatkan dosen yang tidak sejalan dengan cara belajarmu kamu bisa mempelajari kembali materi kuliah dari catatan SMA/U/K-mu. Pada umumnya, manusia akan lebih mudah mengerti dari apa yang pernah dia catat sebelumnya. Jadi, jangan malas untuk menge-pack seluruh catatan sekolahmu dulu.
2.      Segera Cari Kakak Tingkat Sekolah
Nah, yang ini penting banget. Kalau sebelumnya kamu persiapan dasar-dasarnya, sekarang waktunya untuk melangkah lebih jauh. Begitu kamu menemukan kakak tingkat SMA/U/K-mu langsung pinjam catatan dan buku-buku kuliahnya. Seriusan langsung pinjam, sebelum adik tingkat di unit, paguyuban, dan lain-lain meminjanya. Dari catatan ini kamu bisa membandingkan dengan pelajaran yang sudah kamu dapat di SMA/U/K. Setelah itu, coba ukur sejauh mana sekolahmu tertinggal. Dari sini kamu bisa menyusun startegi belajarmu, yang mana harus di-review terlebih dahulu dan lain-lain. Kalau memungkinkan, minta kakak tingkat tersebut untuk menjadi tutor pribadi TPB-mu.
3.      Beli Bundel Soal
Berhubung ujian TPB dilaksanakan setiap hari Sabtu setiap minggunya, bundel soal sudah menjadi barang yang lumrah dibawa ke mana-mana. Ada yang membahas soal sambil makan siang di kantin, berkelompok di fast food simpang Dago dan perpustakaan, dan tempat nongkrong lainnya. Bundel soal sangat penting sebagai pelengkap, alat uji kelayakan atas materi yang sudah kamu pelajari baik di kelas maupun dari buku. Ingat, bundel soal hanya sebagai pelengkap, bukan sumber belajar utama. Sebagai seorang mahasiswa, kamu dituntut untuk mampu menguasai materinya lebih dalam, tidak cukup hanya sekedar bisa mengerjakan soal. Disinilah salah satu perbedaan siswa dan mahasiswa, sehingga kita mampu mengaplikasikan ilmu dasar tersebut ke dalam ilmu praktis di jurusan.
4.      Manfaatkan Tutorial dengan Maksimal
Jika kamu masih merasa pelajarannya terlalu sulit, banyak organisasi kampus yang menyediakan tutorial gratis untuk mempersiapkan ujian. Sebut saja Salman, program studi Matematika, KM-ITB, dan juga asrama (khusus penghuni). Latih kepekaanmu terhadap info-info terkait tutorial tersebut atau info lain yang bisa mempermuda perkuliahanmu. Mata kuliah matematika dan fisika biasanya sudah memiliki jawab rutin tutorial, ada yang langsung diajar oleh dosen atau pun diserahkan kepada asisten yang berasal dari program studi yang bersangkutan. Kunci dari tutorial, jangan pernah sombong. Biasanya orang malas datang tutorial karena membahas soal saja dan merasa sudah pernah dilakukan di SMA/U/K dulu. Ini yang sering membuat mahasiswa TPB gagal lulus.
5.      Harus Selalu Masuk Kelas
Ini mah kudu, wajib, dan harus. Tahu kan ITB punya syarat absensi agar kita bisa mengikuti ujian? Yups, harus hadir setidaknya 80% dari total pertemuan. Gimana mau lulus kalau masuk kelas aja gak pernah, wong ujian aja gak bakal boleh ikut. Cuma di kelas kamu bisa bertanya sesuka jidatmu, dijawab langsung oleh ahlinya, persetan dengan imba-imba di kelasmu, daripada gak lulus? Hayo milih mana, terlihat sedikit stupid atau gak lulus? Kalau ntar kamu dapat matematika pak Koko, jangan coba-coba gak masuk sekali saja. Bisa-bisa bingung ketika masuk di perkuliahan selanjutnya. Wanna try? Sok mangga!
6.      Pintar-Pintar Cari Teman
Ini juga salah satu yang harus kamu kuasai. Di TPB gak butuh teman yang sangat pintar, cukup yang rajin, rajin belajar dan rajin ngajarin. Berhubung mata kuliahnya tidak terlalu asing, jika kamu rajin belajar in shaa Allah hasilnya sudah sangat lumayan. Nah untuk mendukung kerajinan kamu itu, kamu juga butuh teman yang rajin juga. Bukan rajin main lho, tapi rajin belajar. Coba deh, dijamin gak salah deh.
7.      Tingkatkan Kualitas Ibadah
Saatnya tawakal. Setelah semua hal di atas kamu lakuin, hanya satu hal yang harus dilakukan selanjutnya yaitu berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Karena sesungguhnya yang tahu kerja keras kita hanyalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Jadi hanya Dia-lah yang berhak menilai kerja keras tersebut.

Sepertinya itu saja saran yang bisa aku berikan. Ingat, satu hal sangat penting yang harus kamu ketahui terlebih dahulu adalah kenali cara belajarmu. Jika itu sudah kamu pahami, in shaa Allah kedepannya jauh jauh jauh lebih gampang. Good Luck! Break a Leg!